abu abu, tema warna kotaku (Kebumen). Akibat letusan gunung Merapi yang super dasyat kemarin (3 November 2010). warna abu-abu ini mulai menghiasi kota kediamanku ini. Jarak Jogja-Kebumen itu bisa di bilang ratusan kilometer deh. Jauuuh banget, kalau naik bus sampe 4-5 jam bahkan lebih. tapi ya itu, sampe juga wedhus gembel ke kotaku ini. DIKPORA Kebumen pun menyatakan sekolah diliburkan dari hari jum'at sampai sabtu demi menjaga kesehatan para siswa. baik banget yaa...
look at this!
penjual masker laris manis sob, yang harga awal Rp 800, Jadi Rp 1.500, Rp 2.500, bahkan Rp 3.000, WAW omset pedagang masker pun meningkat begitu drastis. Maka tak jarang pula aku melihat banyak penjual masker asongan atau kita sebut 'calo masker', aneh ya namanya tapi inilah kenyataan, mereka membeli di apotek sebanyak 20 buah, yang mereka beli dengan harga Rp 1.500, mereka jual kembali Rp 2.500, lumayan kan sekali jualan mereka langsung dapet Rp 20.000 bahkan lebih karena ada juga yang jual Rp 3.000
gila emang, mereka ini pintar berbisnis atau pintar memanfaatkan kepanikan warga ya? entah lah, yang penting sama-sama dapet hikmahnya :)
omong-omong, aku beli sampe 8 buah masker *haha penting yaa*
tiap keluar rumah mesti lupa bawa masker, di tengah jalan tau deh akibatnya. Em, curhat juga nih. motorku baru ja di cuci, terus buat jalan sebentar aja, udah kembali kewajah aslinya. haduu pusing ya
Jangan banyak ngeluh ah, saudara kita aja masih pada kuat dengan cobaan demi cobaa itu. Mari kita bantu mereka lah, setiap hari berdo'a, sebisa mungkin memberi bantuan dana atau yang lain. aku juga turut berduka cita. JANGAN MENYERAH, KAWAN!
Aktor bernama Jung Yong Hwa yang memerankan Kang Sin Hwo di drama asia berjudul "He's Beautiful"
jujur ya, aku ngefans berat. haha
Dalam dramanya sebagai Kang Sin Hwo, bikin hati selalu wah, gimana ya. masuk banget dah
di film itu, sosok yang aku sukai
1. karismatik banget
2. cool banget
3. cakep banget
4. perhatian banget
5. romantis banget
6. lembut banget
7. hangat
8. penyabar banget
9. baik banget
10. sangat pengertian
11. masih banyak banget sifatnya yang aku idam-idam kan, pokoknya PERFECTO! haha
setiap nonton film itu, aku selalu bayangin kalau aku itu Go Mi nam, haha. tapi sayang ya, kenapa Mi Nam suka sama Kak Taek Kyou, padahal aku suka sama Kang Sin Hwo, ckakak
mendalami banget aku ya. Ya Tuhan, kapan yaaa. HAHAHA
iseng mengisi hari libur, laper, bingung deh mau makan apaan.
hemm, sebenernya waktu itu pengen buat masakan Jepang, tapi berhubung bahan baku susah, mahal pula. pikir dua kali deh. and anytime, aku sempet buka-buka tuh, googling makanan gitu. Eh, nemu deh resep praktis buat pizza
gini ceritanya...
*Buat adonan
aku iseng-iseng bikin adonan pizza dengan mencampur-campur bahan seadanya di rumah. Hanya memakai sedikit bahan seperti tepung, air, garam, gula, minyak, dan rempah-rempah yang ada kemaren cuma pakai merica (lho??). terus, bahan-bahan tersebut dicampur bersama-sama, harusnya sih diremas dan ditangani secara benar. tapi berhubung aku nggak tau gimana caranya, ya begini lah. aku buat apa isengnya ^^
*Saus
dalam membuat saus, sebenarnya bisa pake saus bologness. tapi nggak ada di rumah, mahal pula. aku pakai deh itu saus *sensor* extra pedas, haha
*topping
Pilih topping yang sesuai selera dan kebutuhan. For example: beef, sosis, seafood, atau sayur-sayuran seperti paprika. Tapi, berhubung susah ya cari bahan-bahan begituan, aku beli deh sosis *sensor* yang harganya Rp 1000,-
HAHA, ga kebayang kan gimana rasanya? walau pakai bahan-bahan gila dan super duper apa adanya, di jamin irit deh. Tapi, menurtku enak-enak aja kok. Kan buatnya pake cinta, wakakak
selamat mencoba (jangan kayak resep yang aku buat yaa^^)
Sesaat ketika gadis yang kini telah tumbuh dewasa ini mulai jauh dari rasa bersyukur akibat broken home. Ia mulai mencoba mengingat kembali masa dua belas tahun silam, saat gadis yang dulunya kecil ini mulai belajar mengenal ramadhan dan puasa. Namanya, Aya, seperti halnya anak-anak umur lima tahunan wajar saja kalau puasa rasanya masih ganjil.
“Namanya juga anak-anak”, ujar Ibu yang membelaku saat dimarahi Bapak.
Malam harinya, tibalah waktunya Aya untuk mengenal tarawih, dan Mama mengajak Aya menuju Masjid dekat rumahnya yang waktu itu masih berada di komplek perumahan GL. Dengan menggunakan mukenah baru yang Papa belikan, menambah semangatnya untuk pergi ke Masjid sembari pamer ke teman-teman. Setelah itu pintu rumah dikunci, karena Papa tak pulang.
Setiba di Masjid, Aya menaruh sandal kecilnya di sembarang tempat. Bertumpuk dengan sandal-sandal besar yang lain. Aya pun khawatir dengan keadaan sandal kecilnya itu. Setelah adzan sholat Isya dikumandangkan, dan Aya pun mulai mengikuti setiap gerak gerik yang iman dan orang-orang itu lakukan. Sembari sesekali Ia lihat kebelakang, melihat tumpukan sandal-sandal itu. Akhirnya tarawih pun dimulai, Aya masih aktif mengikuti gerak-gerik iman dan orang sekitarnya. Walaupun sesekali menengok kebelakang karena khawatir dan cemas dengan nasib sandal kecilnya itu. Rokaat, demi rokaat terus berlanjut. Tiba-tiba, Aya melihat seorang anak kecil sebayanya memakai sandal yang mirip sekali dengan miliknya, Aya curiga! Aya merengek, Aya mengadu pada Mama yang sedang sholat. Namun tak direspon, lalu Aya pun menangis tapi tangisannya juga tak direspon. Setelah salam Mama baru merespon, betapa kesalnya dia.
“kenapa nak? Jangan menangis, malu sama yang lain”, respon Mama setelah mendengarku menangis.
“lagian mama daritadi nggak dengerin! Kenapa sih mama diem aja?”, jawabnya dengan emosi sambil menangis tersedu-sedu.
“iya nak, kalau lagi sholat itu harus khusu, jangan menoleh kanan kiri, pusat pikiran mama juga lagi menghadap Alloh, apalagi ini sholat tarawih yang hanya ada pada bulan ramadhan, jadi kesempatannya sangat langka sayang”, jawab Mama sambil tersenyum.
“oh, tapi kan bisa sebentar mah, bantuin Aya ngambil kembali sandalnya Aya itu”, sambungnya dengan kata-kata polos.
“tetap tidak boleh, biarlah dia ambil sandal kamu mungkin belum rezekinya ya sayang, kamu harus berlatih sabar dan sholat yang khusu, biar Alloh tambah sayang sama Aya, okey?” ujar Mama memberi nasihat.
“emmm, okelah mah”, jawabnya menyetujui.
***
Pagi harinya kala mentari belum terbit, mata kecil itu sudah terbuka penuh semangat untuk merasakan yang namanya ‘sahur’. Saat itu di meja makan terdengar beberapa patah kata dari Aya dan Mamanya
“mah, kapan Papa pulang? Aya pengen sahur bareng Papa!”, tanya Aya serentak makan nasi seadanya.
“iya nak, besok bapak pasti pulang kalau kamu bisa puasa genap satu hari”, jawab Mama sembari memberinya semangat.
“benar mah? Oke Aya bakal puasa satu hari penuh!”
Selalu dan selalu penuh puasaku demi bertemu Papa yang selalu Mama janjikan. Tapi hari demi hari belum juga datang, hingga suatu hari…….
“mah, Papa udah ngga sayang lagi ya sama Aya? Kenapa Papa ngga pernah pulang? Padahal Aya liat tiap kali kita mau berangkat tarawih, Papanya Mia juga selalu ikut buka bersama keluarganya. Aya iri, mah!”, ucapnya dengan muka muram.
“hush, Aya nggak boleh bilang gitu, Papa pasti sayang sama Aya, tapi Papa sekarang harus kerja buat beli baju lebaran. Besok Papa pasti pulang kok, tunggu kamu puasa genap satu bulan. Yang sabar ya nak!”, ucap Mama menutup-nutupi ketidak hadiran Papa.
Tiap kali Aya lapar, dia tahan demi bertemu Papa. Terkadang berharap lupa kalau hari ini aku puasa, karena kata Mama hal itu dimaafkan oleh Allah jika benar-benar lupa, sayangnya ia selalu ingat. Merengek, menangis, dan menjerit kelaparan saat hampir buka puasa, tapi tetap saja tak mau jika puasanya berhenti.
***
Sampai tiba malam hari raya, dan ternyata puasanya benar genap satu bulan. Aya menepati perjanjian dengan Mamanya, kini waktunya menanti harapan yang selalu Ia impikan yaitu hari raya bersama keluarga, Papa dan Mama.
Dia tunggu terus menunggu, dan waktu sudah menunjukan pukul 21.00 WIB. Suara gemuruh takbir hari kemenangan sudah dikumandangkan. Namun Papa belum kunjung datang, dan gadis kecil itu mulai cemas. Sudah hampir jatuh air matanya,
Tiba-tiba…
Tok, tok, tok…
“assalamu’laikum”, terdengar suara laki-laki dari luar rumah.
“pasti itu Papa! Aya yang bukain pintu ya, Mah!” teriakan Aya dengan semangat sembari menghapus air mata yang terlanjur mengalir dipipi karena telah lama menanti Papa pulang.
Ketika tangan kecilnya mencoba membuka pintu sembari berdo’a berharap bahwa yang ada dibalik pintu itu benar Papa. Setelah ku bukakan pintu itu….
Alhamdulillah, Papa benar pulang, dan Mama tak berbohong. Aya senang puasanya tak berakhir sia-sia. Papa dan Mama pun bangga padanya. Hingga akhirnya hari raya benar-benar bersama keluarga yang sangat jarang Ia temui.
“Alhamdulillh ya Allah, engkau memang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, engkau memberikan Aya hadiah terbaik di hari yang fitri ini. subhanallah”, ucapku dalam hati sambil memeluk Papa dan Mama.
Mengingat hal itu, Ia amat bersyukur dan selalu menanti ramadhan tiba. Walau keharmonisan sudah tak pernah kunjung dikehidupannya, namun ramadhan mengubahnya. Hari terindah dan paling spesial yang Ia miliki, hari berkumpul keluarga yang sangat sangat teramat jarang Ia temui, adalah ramadhan. Terimakasih ya Allah :)
Lagu yang ingin ku nyanyikan
Terkenang semua kenangan
Yang t’lah ku alami
Ingin ku buka lembar baru
Untuk meneruskan hidupku
Tak mau lagi kesedihan
S’limuti diriku
Semua orang ingin bahagia
Menjalani hidup di dunia ini
Ingin ku bukakan jawaban
Misteri kesenangan sejati
Hari ini ku dendangkan
Lagu yang ingin ku nyanyikan
Terkenang semua kenangan
Yang t’lah ku alami
Menari dan terus bernyanyi
Mengikuti irama sang mentari
Tertawa dan s’lalu ceria
Berikanku arti hidup ini
Menari dan terus bernyanyi
Mengikuti irama sang mentari
Tertawa dan s’lalu ceria
Berikanku arti hidup ini
Menari dan terus bernyanyi
Mengikuti irama sang mentari
Tertawa dan s’lalu ceria
Berikanku arti hidup ini
Alhamdulillah ortu ngasih nama aku dengan unsur “Rahmah” yang berarti kasih sayang. Mereka pasti berharap kalau aku akan menjadi anak yang penuh kasih sayang, anak yang baik dan menyayangi sesama (amiiiinn ^^). Kemudian “Zainur” yang dalam bahasa Arab “Zain” artinya bunga, dan “Nur” berarti cahaya jadi Zainur yaitu bunga cahaya dalam tafsiran saya mereka berharap kalau saya bisa menjadi seorang anak yang memberikan keindahan dan mencerahkan kehidupan bangsa dan ikut serta membangun masyarakat (dalam UUD ada nih, hehe^^).
Kemudian nama depan/nama pangglan saya sendiri pada awalnya bukan Anggia, aneh emang, waktu mama dan lilik cerita tentang rencana nama saya ini, saya benar2 terkejut terbahak dan tertawa hahaha :P kalian tau? Sebenarnya dari artinya bagus sih, “Siti” yaitu tanah. Tapi terlalu banyak nama Siti, lilikku juga ada yang namanya Siti, tetanggaku banyak yang namanya Siti, haduh mamaku pun kasian kalo aku dinamai Siti, hohoho. Bersyukur karena aku diberi nama Anggia, yang ntah artinya apa, tapi bagiku artinya pedoman dan keberuntungan (amiiiiiiiiiiiiiinnnnnnnnnn^^).
Kesimpulannya orang tua dan orang sekelilingku berharap dikelak nanti (mulai sekarang), aku bisa menjadi anak yang sholihah, anak yang berbakti pada ortu, anak yang penyayang, bisa menjadi pedoman bagi adik2ku, bisa menegur adikku, menasihati adikku, dan bisa menjadi tulang punggung keluarga karena aku anak pertama^^
“Ya Alloh ya Tuhanku, ampunilah dosa-dosaku dan dosa kedua orang tuaku, sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangiku sejak kecil” begitulah lantunan do’a seorang anak yang memohon kepada Tuhannya agar diampuni dosa-dosanya dan dosa kedua orang tuanya dan berharap Alloh akan menyayangi orangtuanya sebagai mana orangtuanya menyayangi dia sejak kecil….
Dan aku, seorang anak yang hanya bisa berdoa, pasrah kepada Alloh, dan berharap semua doaku terkabul, amin ya Robbal’alaim
Lama tak jumpa, lama tak update, dan lama tak isi isi ini blog, tak pernah curhat lagi, huhuhuuu:(
Maklum lah yaa, nggak punya modem di rumah, nggak ada duit buat ke warnet, sibuk sama les juga sayaaaanggs T_T
Tengs yang udah mau komen, yang udah mau mampir2 sejenak minum kopi (hihihi^^)
Blog ini untuk umum kok, komen apa aja boleh asal tidak berbau negatif^^
Mau copy paste juga boleh, tapi jangan disalah gunakan yaa
Oh iyaa, bentar lagi romadhan, berbanyak ibadah dan mendekatkan diri pada Alloh ya teman2, tapi juga jangan Cuma waktu bulan Romadhan doank yaa. Semua bulan adalah bulan yang suci penuh rahmat yang di berikan oleh Alloh SWT buat kita SEMUA yang BERSAUDARA :D :D :D
Cukup itu aja deh pesan aku, ini aku juga Cuma mampir bentar pas ngenet, hihihiii
sebuah pegunungan yang tak begitu tinggi, namun pemandangan tak kalah dengan pegunungan yang lain. terletak di desa Pengaringan, Pejagoan, Kebumen, Jawa Tengah.
pagi itu, tepatnya pukul 05.00 WIB bersama teman-teman dengan di temani camdigku ini. ku ambil beberapa foto keindahan alam ini supaya di syukuri dan dijadikan sebuah kenangan.
sesungguhnya masih banyak keindahan alam di Kebumen tercinta ini, salah satunya yang tak terlupakan, Pranji.
tragis !
denger berita lewat tv. aku cuman bisa geleng kepala ma ngelus dada.. heran gue
lu kira jadi presiden ntu gampang apa? huh!! bisanya demo ! demo ! dan demo !
bakar tu semua foto pak SBY !
apa gunanya sih mbakar2 kayak gitu?? lu kira kertas tu gag mbayar apa?? mbakar kertas sama aja dengan mbakar hutan! shit*
mbakar hutan sama aja bikin kiamat di bumi ini..
apa2an?? penting apa demo? didengerin juga nggak ! panas2 kayak gito! capek ! mending lakuin hal yang lebih penting.. mikir !!
bukannya gue mihak sama suatu pihak.. tapi gue cuman heran sama warga Indonesia ini. bisanya DEMO ! dan MENJELEK-JELEKAN pihak yang tidak disukainya .. ngaca dong ! apa prilaku kalian udah bener? baru boleh komentar! tapi yang sehat! bukan pake demo!!
punya malu gag seh??
di liput sama negara lain ! di sana kita di ejek.. dicaci maki.. apa2an?? bangga kayak gitu?!
kalo gue jadi pak SBY, gue bakal bilang
"silahkan kalian menggantikan posisi saya!"
biar lu rasain gimana susahnya jadi presiden.. biar lu pada msuk RSJ dan dirawat intensif si situ.. biar gag demo lagi.. *damn!
boro2 jadi presiden..
jadi kepala keluarga aja susah!
apa lagi presiden yang ngurusin sekian juta kepala keluarga ! kebayang gak?? mikir !
nb: ini hanya pikiran anak2, apabila ada yang terkait jangan di masukan ke hati. aku cuman pengen negara ini aman dan damai. tanpa ada pertumpahan darah.. tanpa ada kobaran api yang membakar bumi ini..
apalagi sampe buat onarr dan nyampe2 demo gara2 gue.. silahkan!
Apa hubungan antara Soe Hok Gie dan Puncak Mahameru?
Dan apa yang berkaitan antara keduanya?
Soe Hok Gie dan Mahameru adalah dua legenda Indonesia, sedangkan hubungan antara keduanya? Soe Hok Gie wafat di Mahameru saat melakukan pendakian pada 18 Desember 1969 karena menghirup asap beracun gunung tersebut
Soe Hok Gie dilahirkan pada tanggal 17 Desember 1942. Dia adalah sosok aktifis yang sangat aktif pada masanya. Sebuah karya catatan hariannya yang berjudul Soe Hok Gie: Catatan Seorang Demonstran setebal 494 halaman oleh LP3ES diterbitkan pada tahun 1983. Soe Hok Gie tercatat sebagai mahasiswa Universitas Indonesia dan juga merupakan salah satu pendiri Mapala UI yang salah satu kegiatan terpenting dalam organisasi pecinta alam tersebut adalah mendaki gunung. Gie juga tercatat menjadi pemimpin Mapala UI untuk misi pendakian Gunung Slamet, 3.442m.
Kemudian pada 16 Desember 1969, Gie bersama Mapala UI berencana melakukan misi pendakian ke Gunung Mahameru (Semeru) yang mempunyai ketinggian 3.676m. Banyak sekali rekan-rekannya yang menanyakan kenapa ingin melakukan misi tersebut. Gie pun menjelaskan kepada rekan-rekannya tesebut :
“Kami jelaskan apa sebenarnya tujuan kami. Kami katakan bahwa kami adalah manusia-manusia yang tidak percaya pada slogan. Patriotisme tidak mungkin tumbuh dari hipokrisi dan slogan-slogan. Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal obyeknya. Dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat. Pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat. Karena itulah kami naik gunung.”
Sebelum berangkat, Gie sepertinya mempunyai firasat tentang dirinya dan karena itu dia menuliskan catatannya :
“Saya tak tahu apa yang terjadi dengan diri saya. Setelah saya mendengar kematian Kian Fong dari Arief hari Minggu yang lalu. Saya juga punya perasaan untuk selalu ingat pada kematian. Saya ingin mengobrol-ngobrol pamit sebelum ke semeru. Dengan Maria, Rina dan juga ingin membuat acara yang intim dengan Sunarti. Saya kira ini adalah pengaruh atas kematian Kian Fong yang begitu aneh dan begitu cepat.”
Dari beberapa catatan kecil serta dokumentasi yang ada, termasuk buku harian Gie yang sudah diterbitkan, Catatan Seorang Demonstran (CSD) (LP3ES, 1983), berikut beberapa kisah yang mewarnai tragedi tersebut yang saya kutip dari Intisari :
Suasana sore hari bergerimis hujan dan kabut tebal, tanggal 16 Desember 1969 di G. Semeru. Seusai berdoa dan menyaksikan letupan Kawah Jonggringseloko di Puncak Mahameru (puncaknya G. Semeru) serta semburan uap hitam yang mengembus membentuk tiang awan, beberapa anggota tim terseok-seok gontai menuruni dataran terbuka penuh pasir bebatuan, mereka menutup hidung, mencegah bau belerang yang makin menusuk hidung dan paru-paru. Di depan kelihatan Gie sedang termenung dengan gaya khasnya, duduk dengan lutut kaki terlipat ke dada dan tangan menopang dagu, di tubir kecil sungai kering. Tides dan Wiwiek turun duluan. Dengan tertawa kecil, Gie menitipkan batu dan daun cemara. Katanya, “Simpan dan berikan kepada kepada ‘kawan-kawan’ batu berasal dari tanah tertinggi di Jawa. Juga hadiahkan daun cemara dari puncak gunung tertinggi di Jawa ini pada cewek-cewek FSUI.” Begitu kira-kira kata-kata terakhirnya, sebelum turun ke perkemahan darurat dekat batas hutan pinus atau situs recopodo (arca purbakala kecil sekitar 400-an meter di bawah Puncak Mahameru).
Di perkemahan darurat yang cuma beratapkan dua lembar ponco (jas hujan tentara), bersama Tides, Wiwiek dan Maman, mereka menunggu datangnya Herman, Freddy, Gie, dan Idhan. Hari makin sore, hujan mulai tipis dan lamat-lamat kelihatan beberapa puncak gunung lainnya. Namun secara berkala, letupan di Jonggringseloko tetap terdengar jelas.
Menjelang senja, tiba-tiba batu kecil berguguran. Freddy muncul sambil memerosotkan tubuhnya yang jangkung. “Gie dan Idhan kecelakaan!” katanya. Tak jelas apakah waktu itu Freddy bilang soal terkena uap racun, atau patah tulang. Mulai panik, mereka berjalan tertatih-tatih ke arah puncak sambil meneriakkan nama Herman, Gie, dan Idhan berkali-kali.
Beberapa saat kemudian, Herman datang sambil mengempaskan diri ke tenda darurat. Dia melapor kepada Tides, kalau Gie dan Idhan sudah meninggal! Kami semua bingung, tak tahu harus berbuat apa, kecuali berharap semoga laporan Herman itu ngaco. Tides sebagai anggota tertua, segera mengatur rencana penyelamatan. Menjelang maghrib, Tides bersama Wiwiek segera turun gunung, menuju perkemahan pusat di tepian (danau) Ranu Pane, setelah membekali diri dengan dua bungkus mi kering, dua kerat coklat, sepotong kue kacang hijau, dan satu wadah air minum. Tides meminta beberapa rekannya untuk menjaga kesehatan Maman yang masih shock, karena tergelincir dan jatuh berguling ke jurang kecil.
“Cek lagi keadaan Gie dan Idhan yang sebenarnya,” begitu ucap Tides sambil pamit di sore hari yang mulai gelap. Selanjutnya, mereka berempat tidur sekenanya, sambil menahan rembesan udara berhawa dingin, serta tamparan angin yang nyaris membekukan sendi tulang.
Baru keesokan paginya, 17 Desember 1969, mereka yakin kalau Gie dan Idhan sungguh sudah tiada, di tanah tertinggi di Pulau Jawa. Mereka jumpai jasad keduanya sudah kaku. Semalam suntuk mereka lelap berkasur pasir dan batu kecil G. Semeru. Badannya yang dingin, sudah semalaman rebah berselimut kabut malam dan halimun pagi. Mata Gie dan Idhan terkatup kencang serapat katupan bibir birunya. Mereka semua diam dan sedih.
Soe Hok Gie telah menjadi salah satu Dewa yang memuncaki Mahameru, Puncak Abadi Para Dewa