Memaknai Setiap Langkah Merbabu
Posted by anggiazainur on 07.51 with 1 comment
![]() |
Point View Back of Merbabu |
Sabtu 21 Juni
2014 ini begitu cerah, saya awali hari dengan jogging bersama mas Agung dan mas Budi. Biasanya saya hanya sanggup
setengah putaran, kali ini bersama mereka dua putaran plus jalan santai satu
putaran di Embung Tambak Boyo (Condong Catur, Sleman) saya libas. Tempat ini
sangat cocok untuk jogging karena
selain track yang panjang, tempat ini
juga menyediakan pemandangan yang begitu indahnya. Setelah jogging berlangsung,
kami memanjat dinding di sekitar pinggiran Embung yang membatasi wilayah warga
dengan wilayah wisata embung ini sendiri. Dari atas, kami dimanjakan lagi
dengan pemandangan yang begitu memanjakan mata. Setelah itu, kami menutup acara
pagi ini dengan sarapan di Warung Soto di daerah Klebengan. Hemm, hari yang
begitu menyegarkan.
Setelah jogging, saya langsung kembali
melanjutkan aktivitas seperti biasanya. Ya, berangkat ke Kopma UNY tercinta dan
melakukan beberapa aktivitas seperti biasanya. Lalu, apa yang berbeda dihari
ini? Ya, banyak yang berbeda, terutama setelah dari Kopma, saya mulai ‘packing’ menyiapkan seluruh pembekalan
untuk perjalanan hari ini. Setelah dari Kopma saya mampir mini market untuk berbelanja kebutuhan perjalanan. Dengan bermodalkan
tas carrier pinjaman beserta matras
dan sleeping bag pinjaman juga saya
mulai packing. And finally, packing done
pukul 16.00 WIB dan saya menanti adek angkatan Ikatan Siswa Pecinta Alam (Iksapala),
Lely, agar kami bisa berangkat bersama. Belum ada kabar dari anak itu. Kemudian
saya memutuskan untuk menunggunya di Toko Planet
Adventure supaya ada teman tunggu, hehe
Tak kunjung
muncul, ternyata tiba kabar bahwa dia akan tiba setelah Isya. Kemudian, setelah
saya menjemputnya di Pasar Gamping, kami menuju jalan kaliurang menjemput dua
laki-laki yang keduanya juga merupakan adek angkatan saya. Baru sadar, mereka
semua merupakan angkatan T dan saya sendiri adalah angkatan S. Dalam Iksapala,
nama angkatan berurutan berdasar Abjad. Setelah menjemput mereka dan shalat di
kontrakan mereka, kami pun bergerak walau hujan membersamai kami. Sekitar pukul
20.00 WIB kami berangkat dari Yogyakarta menuju Magelang dan pukul 22.00 WIB basecamp Merbabu via Wekas menyambut
hangat tubuh kami ini. Perjalanan memang tidak berjalan begitu mulus, motorku
yang dua tahun lalu pernah melewati jalanan ini dari gerbang Wekas hingga basecamp membawa seorang cewek kuat
tanpa harus menurunkan penumpang, kali ini benar-benar sudah tidak kuat, dengan
terpaksa Lely harus berjalan kaki.
Setibanya di basecamp kami meletakkan sejenak carrier-carrier yang penuh dengan
perbekalan kami. Sebelum melanjutkan perjalanan, kami memesan makan yang
disediakan di basecamp. Dengan iuran Rp 7.000,- cukup untuk nasi telor sayur dan
membuat kami kenyang. Tanpa terasa jam sudah menunjukkan pukul 00.05 WIB dan
berganti hari. Ya, saat itu hari berganti Minggu, 22 Juni 2014. Kemudian, kami
bergegas agar kita segera bisa istirahat di camping ground atau POS II. FYI jarak basecamp sampai puncak berkisar 5 km. Jadi jelas kami harus
berhenti sebelum melanjutkan ke puncak. Singkat cerita, kami sampai di POS II
pukul 03.30 WIB, cukup lama memang karena tubuh yang kondisinya sudah cukup
lelah dengan aktivitas hari itu dan memang kami adalah pendaki hore. Rencana
ingin menyusul adik-adik kami yang sedang melaksanakan Pendidikan Lanjut
(Dikjut) angkatan X pun pupus karena faktanya mereka sudah beranjak ke puncak
pukul 03.00 WIB. Jelas kami tidak bisa menyusul mereka, setelah mendirikan
tenda, sekitar pukul 04.00 WIB kami memutuskan untuk tidur dan melanjutkannya
nanti.
Pukul 05.30
WIB kami bangun dan kami sadar kalau kami telat sholat subuh, hehe. Udara
merbabu mendekap kami begitu erat hingga susah bangun. Sleeping bag pun rasanya enggan lepas dari tubuh kami. Beruntungnya
POS II begitu bersahabat, sumber air yang melimpah membuat kami tidak
kebingunan untuk wudhu. Dan pagi ini rasanya wudhu dengan air kulkas, beku
Setelah
berwudhu kami, bergegas menyalakan kompor. Beruntung ada seksi konsumsi (baca:
Lely) yang langsung menawarkan makanan dan minuman hangat untuk menghangatkan
tubuh kami sebelum melanjutkan perjalanan ke Puncak. Lely juga yang bersedia
jaga tenda, sedangkan saya, Haris, Candra dan Halim melanjutkan perjalanan yang
masih jauh. Jadi, pukul 07.00 WIB kami melanjutkan perjalanan ke Puncak, masih
sekitar 3 – 4 jam perjalanan lagi. Perjalanan kali ini membawa bekal
secukupnya. Tas carrier yang besar
itu harus ditinggal karena medannya kali ini cukup berat. Membawa air mineral
sekitar 2 botol 1,5 liter untuk 4 orang kami rasa cukup, beserta roti
secukupnya.
Diperjalanan
memang saya akui saya yang paling lambat, saya menikmati setiap perjalanan
dengan sesekali menghadap belakang dan menarik nafas. Pemandangan dibelakang
sangat cantik, terlihat beberapa jajaran pegunungan yang memanggil meminta
didaki. Dalam perjalanan, akhirnya kami bertemu dengan rombongan Iksapala.
Kondisinya kami baru naik tapi mereka sudah turun. Tak apalah, yang penting
bertemu.
Singkat
cerita...
Ternyata
dilematika itu muncul, ketika tiba dipersimpangan antara Puncak Sarif dan
Kenteng Songo. Posisinya, Puncak Sarif tampak begitu dekat, paling sekitar 15
menit dan Kenteng Songo masih jauh berliku, sekitar 45 menit bahkan satu jam
dengan medan yang spesial. Saya hampir memutuskan untuk menuju puncak Sarif
saja dengan kondisi kaki yang bergetar.
Namun, terlintas
dipikiran, “Lalu apa arti perjuangan? Kenapa harus setengah-setengah?”
Akhirnya saya
memutuskan untuk ke Kenteng Songo. Perjalanan memang tidak mudah, tapi menyengkan.
Walau sempat bertemu dengan mbak-mbak yang kakinya dibalut kassa karena
terkilir atau patah tulang. Memang, butuh teknik climbing yang baik. Beruntung dulu kami pernah belajar.
Singkat cerita
(lagi)
Kami sampai di
puncak pukul 11.00 WIB, ya empat jam perjalanan, begitu lama tapi memuaskan. Sesampainya
di Puncak, saya mengeluarkan kertas dan spidol untuk menulis beberapa kata
ucapan terima kasih terutama untuk Mama yang sudah mengijinkan, ini kala
pertama saya diberi ijin naik gunung, haha. Ohya, diatas selain foto-foto, saya
tidur di Puncak Kenteng Songo. Panas begitu menyengat dengan pakaian serba
hitam menambah mudah perjalanan sinar matahari menuju tubuh ini.
Singkat cerita
(lagi dan lagi)
Kami turun
pukul 13.00 WIB dan sampai lagi di POS II pukul 15.30 WIB, ya cukup lama. Tapi
saya nikmati. Setibanya di POS II, kami disuguhi makanan lengkap nasi sayur dan
lauk oleh Koki handal kami, saudari Lely. Setelah kenyang makan, kami baru
shalat Ashar dan Jama’ Dhuhur. Kembali lagi di POS II kami istirahat sejenak
dan melanjutkan perjalanan pulang pukul 17.00 WIB.
And finally,
kita sampai Basecamp bada Isya. Karena kaki rasanya tidak bersahabat, terutama
mata yang sudah sayup-sayup. Kami pun memutuskan untuk menginap di basecamp
dulu hingga esok baru pulang. Hmm, sekian dulu ceritanya J
Categories: my diary, petualangan
sipp2 lanjutkan sen anggi haha
BalasHapus