Menceritakan semua tentang cita, cinta dan petualangan hidup.

Sabtu, 28 Juni 2014

Banjir Hadiah dan Keseruan di Acara Roadshow Qwords.com

Kamis, 12 Juni 2014 pukul 18.30 WIB hingga 22.00 WIB di Riverside Kampung Kuliner Pringwulung, Yogyakarta. Qwords.com mengadakan sebuah acara yang memadukan diskusi interaktif dan berbagai games seru. Tidak ketinggalan, free dinner dan banyaknya doorprise yang menambah keseruan acara saat itu. Acara yang mengundang segenap anggota komunitas Tangan Di Atas (TDA) dan Blogger Jogja ini memilih tema tentang Kepenulisan dan Web Desain.
Diawali dengan sambutan Master of Ceremony (MC) yang mempersilahkan peserta untuk menikmati hidangan terlebih dahulu, agar dalam berjalannya acara para peserta bisa fokus mengikuti. Selain itu, MC membawa kabar bahwa Qwords.com akan membuka cabang baru di Yogyakarta sekitar bulan depan.
Setelah selesai menikmati hidangan, sesi pertama diisi oleh seorang penulis best seller yaitu mbak Mini (@miniGeka) yang akan membuat para peserta kecanduan menulis. Singkat cerita, mbak @miniGeka menjelaskan tentang perjalanan menulisnya dan berbagai tips menulis. Ia biasa menulis tulisan-tulisan fiksi yaitu cerita rekaan. Dalam menulis, ada beberapa keyword untuk menulis sebuah novel, yaitu: siapa tokoh, apa goal/tujuannya, siapa yg menghalangi mencapai tujuannya itu, bagaimana dia mengalami kegagalan, adegan dramatis, dan ending yang mengena. Selain itu, karakter dalam sebuah novel harus unik dan rasional.

Mbak @miniGeka saat membawakan materi (sumber: twitter @Blogger_Jomblo)

Mbak @miniGeka dalam perjalanannya tentu tidak selalu berjalan mulus. Banyak juga halangan dan rintangan yang Ia hadapi untuk menjadi penulis. Mengikuti alur sebuah naskah/buku mulai dari editor naskah, penerbit, distributor, toko hingga pembaca bukan lah hal yang mudah. Beliau juga pernah mengalami kendala dalam waktu penerbitan yang memang tidak singkat. Berbagai step by step ia lalui. Oleh karena itu, mbak @miniGeka memberi tips, yaitu jadilah orang yang sering membaca, jalan-jalan, mencatat, melihat, mendengarkan agar ide dalam pikiran selalu mengalir dan cerita yang kita tuliskan memiliki “ruh”. 

Mas @gukseta saat membawakan materi web desain (sumber: twitter @fathurreza26)
Kemudian sesi kedua, ada mas Seta Pausa M (@gukseta), seorang web master yang memiliki bisnis web desain (Divren Web). Secara sekilas mas @gukseta menjelaskan beberapa keunggulan Web Desain dibandingkan SEO. Diskusi menjadi panas ketika adanya pertanyaan dan berdebatan. Jadi, menurut mas @gukseta alasan SEO tidak lebih unggul dari Web Desain karena SEO isinya hanya teks semua namun desain bisa berbacam-macam mulai dari video, gambar, teks dan berbagai hal yang menarik lainnya. Kemudian, SEO yang mahal akan terkalahkan juga dengan social media yang menawarkan fasilitas gratis untuk bisa beriklan dimana pun dan kapanpun. Kemudian mas @gukseta menjelaskan berbagai tips agar website kita lebih menarik peminat atau pembeli jika website kita menawarkan jasa maupun barang dagangan. Diskusi dengan mas @gukseta kali ini benar-benar panas dan membuka wawasan kita tentang dunia website.
Setelah kedua sesi terlewati, saatnya pengumuman-pengumuman. Ada berbagai pengumuman pemenang mulai dari pemenang lomba Selfie yang berhadiah Tongkat Narsis (Tongsis), lomba live twit ke twitter @Qwordsdotcom dengan hastag #QwordsRoadshow yang berhadiah flashdisk (FYI saya alhamdulillah dapat ini, hehe) dan ada pengundian hadiah Handphone Android beserta Tab. Seru kan acara dan hadiahnya? Dan perlu kalian ketahui, acara yang sangat seru ini juga dalam rangka merayakan #QwordsAnniversary 

So, HAPPY BIRTHDAY QWORDS by Anggia Zainur :)


Rabu, 04 Juni 2014

Urgensi Headlamp dan Kompas dalam Manajemen Perjalanan

Headlamp (pinjaman) dan Kompas (milik pribadi)
Dari judul postingan ini saja sudah cukup mengerikan ya? 
Bayangan kalian pasti tentang ilmu yang berat-berat, haha.
Maaf apabila tidak seperti yang dibayangkan. Postingan ini hanya akan menggambarkan tentang pentingnya headlamp atau lampu senter bagaimana pun bentuknya dan juga kompas (bagaimana bentuknya juga) yang keduanya akan harus selalu ada dalam dekapan kalian saat berpergian melalui sebuah kisah.

Jadi, alkisah, pada jaman dahulu kala
Ada seorang gadis cantik jelita, sebut saja pemilik blog ini (jangan muntah, plis)
Ah, sudah lah, bingung ceritanya...

Jadi langsung kembali ke topik kita tentang headlamp, sesuai pengalaman saya dan teman seperjalanan. Pentingnya headlamp atau senter berbagai bentuk dan merk apapun akan sangat terasa saat gelap tiba. Karena apa? ya karena kalau masih terang tanpa ini pun kita masih bisa melihat.

Eh, maksud saya, dalam perjalanan apapun pasti tidak ingin melewati perjalanan tanpa ada kegiatan malam hari seperti camp, api unggun, istirahat di alam bebas dan semacamnya. Jadi tentu lah jangan lupa membawa benda yang satu ini.

Dan yang perlu diingat juga, jangan karena mentang-mentang di jalan ada lampu seperti di Gunung Api Purba Nglanggeran itu, tapi ada banyak jalan yang benar-benar tidak terkena cahaya lampu. Waspadalah!

Dan yang sangat perlu diingat, jangan biasakan diri kita bergantung pada orang lain. Berharap orang lain ada yang membawa senter sih ngga masalah, tapi yang jadi problem ketika orang lain itu bertepuk sebelah tangan. Gimana coba rasanya? Sedih kan. Sedih kalau ternyata dia sudah men-senter-i seseorang yang lain, dan lebih sedih lagi kalau kalian sama-sama berharap dan mengandalkan satu sama lain, alhasil tidak ada yang membawa senter.
Sebenarnya tidak apa tidak bawa senter, kalau saja di mata kalian sudah ada sistem penangkap sinyal infrared #apasih

Kembali ke alkisah, kini kisah tentang pentingnya kompas dalam suatu perjalanan.
Tidak peduli besar atau kecilnya perjalanan tersebut, tetaplah kompas perlu dibawa, kenapa?
Jangan sampai sok-sokan tahu arah, tapi ternyata sholat jadi menghadap timur (berlawanan kiblat)
Jangan sampai lupa jalan pulang, nanti nasibnya sama kayak Butiran Debu.

"....aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi,
aku tenggelam dalam lautan luka dalam.
Aku tersesat dan tak tahu arah jalan pulang,
aku tanpamu, butiran debu."

Ya kalau tersesat kurang dari 24 jam, lha kalau udah lebih dari dua-tiga hari bahkan seminggu?
Selain kehabisan logistik, bisa-bisa kalian ditemukan Tim SAR tinggal tulang belulang.

So, don't miss your lamp and compass ya guys.
Be smart and be happy :)