MEMORI 14 AGUSTUS
Posted by anggiazainur on 09.52 with No comments
Memang tak asing
lagi ketika 14 Agustus diwarnai dengan berbagai perlombaan dan perkemahan. Mungkin
telah tercatat dibuku besar sejarah salah satu gerakan di Indonesia yang mereka
sebut, Pramuka. Saat itu, pelantikan Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari di Istana
Negara, diikuti defile Pramuka untuk diperkenalkan kepada masyarakat yang
didahului dengan penganugerahan Panji-Panji Gerakan Pramuka, dan kesemuanya ini
terjadi pada tanggal pada tanggal 14
Agustus 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PRAMUKA (sumber: id.wikipedia.org)
Itulah sejarah
di Indonesia yang kemudian disambung dengan sejarah diri saya sendiri. Saya mewarnai
tanggal 14 Agustus 2013 dengan mengingat memori beberapa tahun silam ketika
saya masih berada di bangku sekolah (sekarang di bangku kuliah sih, hehe). Kurang
lebih 11 (sebelas) tahun yang lalu, ketika saya masih duduk di bangku Sekolah
Dasar (SD) tepatnya di kelas 4 (empat). Saya mulai menyukai hal baru. Mulai dari
tali temali, peluit, P3K hingga permainan-permainan. Seingat saya hal tersebut
muncul ketika mulai akan diadakannya “Pesta Siaga” se-Kecamatan Kutowinangun,
Kebumen. Sebagai anak pindahan waktu itu (sebelumnya saya bersekolah di Serang,
Banten), saya selalu menjadi anak yang ditunjuk kesana kemari untuk ikut lomba.
Padahal sejujurnya, saya kurang paham dengan apa yang saya ikuti saat itu. Tapi
saya masih polos, jadi terima lah dan hadapi lah.
Ada sedikit
cerita yang saya ingat, awalnya saya ditunjuk oleh bapak dan ibu guru Pembina menjadi
seorang wakil Barung saya waktu itu, dan dengan polosnya saya pun mau. Beberapa
minggu latihan hingga mendekati hari H. Akhirnya ketua Barung pun tidak bisa mengikuti
rangkaian acara dan dengan polosnya juga saya menerima saja kenyataan ini bahwa
pada hari H harus mengkoordinir teman-teman (yang saya pun masih bingung
bagaimana caranya). Akhir cerita Pesta Siaga ini tak cukup membuat bahagia,
karena belum bisa membawa piala kebanggaan untuk sekolah tercinta *eaaa
*sudahlah
Namun, berbeda
cerita ketika saya telah naik tingkat dari Siaga ke Penggalang. Masih di SD juga,
namun sudah berbeda tingkat. Saat itu saya mulai lebih fokus dengan ini semua,
Pramuka. Setiap hari Jumat kami berlatih dengan senangnya, serius seneng kok.
Hingga akhirnya perkemahan tingkat Kecamatan dan akhirnya Regu kami menang dan
lanjut ke Kabupaten. Saat itu jabatan saya tak kunjung naik, tetap menjadi
wakil regu. Tapi saya bahagia. Persiapan dan persiapan lagi untuk Jambore
tingkat Kabupaten. Finally kita belum bisa lanjut ke tingkat Provinsi tapi
seingat saya tetap membawa pulang piala bergilir untuk almamater tercinta. Ah entah
lah, sejujurnya saya tidak terlalu peduli dengan kejuaraan. Toh dipikiran saya
saat itu hanya berkemah dan bersenang-senang, cukup ^_^
Itu cerita di
SD, lain halnya dengan Sekolah Menengan Pertama (SMP). Tapi tetep lanjut
penggalang yang sesungguhnya! (bocoran: waktu SD, saya harus menuakan umur di
Kartu Tanda Anggota (KTA) Pramuka demi ikut lomba di Kabupaten). Di SMP saya
telah memiliki KTA dengan umur yang sesungguhnya, haha.
Bukan itu sih
yang penting diceritain. Yap, waktu SMP mungkin saya sudah jarang mengikuti
perlombaan. Namun di sini lebih ditekankan pada ke-dewan-annya. Saya masih
ingat jelas ketika saya masih jadi Andik. Saya masih sering disuruh push-up dan
saya juga masih mengalami Kakak Dewan yang menamp*r saya. Waktu itu semua masih
sah, demi kedisiplinan dan ketegasan. Eh, giliran saya jadi dewan, hal tersebut
sudah dilarang. Saat itu muncul peraturan baru dikarenakan kasus kekerasan
fisik dalam senioritas di IP*N. Dalam batin saya bilang, AH SIAL! *eh
*astaghfirulloh
Becanda kok ^_^
Tiba
di SMA saya tetap meneruskan, ini juga masuk dalam salah satu ekskul wajib di
sekolah saya waktu itu. Mau diwajibkan atau tidak toh saya suka, jadi masuk
saja. Walau pun ekskul yang satu ini terkesan “GANAS” but just stay cool. Mulai
dari Penegak Bantara hingga Laksana. Mungkin awalnya kesel dengan Kakak Dewan
ketika mereka memarahi dan menyuruh kita. Saya yang lagi-lagi tak naik jabatan,
menjadi wakil regu (lagi dan lagi) sering “kena getah” juga. Namun, rasa kesel
itu hilang ketika saya meneruskan menjadi Dewan Ambalan. Saya menyadari betapa
hal tersebut sangat berarti. Kediplinan sangat dilatih, begitu pula ketegasan. Apalagi
tugas saya saat itu sebagai Abdi Masyarakat (awalnya Bimbingan dan
Pengembangan) adalah membina mental dan fisik adik. Walau sesekali ngerjain Adik
yang sekiranya memang mentalnya rendah. Asik kan? ;)
![]() |
Saya Saat Menjadi Dewan Ambalan |
Masih banyak kenangan dan
pelajaran dibalik itu semua.
Betapa indahnya semua saya rasakan saat ini.
Terimakasih, Pramuka.
Categories: my diary
0 komentar:
Posting Komentar
thanks for reading my post, give comment please.